Dari kecil hingga sekarang, saya memiliki banyak panggilan nama. Ketika sebelum memasuki masa Sekolah Dasar, saya pernah di panggil "Bule" oleh teman-teman di tempat halaman, karena saya (dulu) memiliki warna kulit yang teramat putih. Entah kenapa, saya
tidak terima setiap kali ada yang memanggil saya dengan sebutan "bule". panggilan itu masih tetap di lontarkan sampai sekarang oleh teman-teman sekampung saya. And now, i enjoy it. Lalu, menginjak masa tingkatan Madrasah Tsanawiyah (setara dengan SMP), beberapa dari teman memanggil saya dengan sebutan "Emon". Hanya karena ada orang yang namanya sama dengan saya (Ari) kemudian di panggil "emon", dari situ saya di panggil demikian. Nama tersebut berlangsung sampai saya menginjak masa Sekolah Menengah Atas. Hanya pacar saya yang menyebut saya dengan panggilan "Aa Sayang", he he.. tak jarang, ia pun akan memanggil saya "Emon" jika sedang kesal.
Singkat cerita, menginjak masa Kuliah, beralih panggilan saya dengan sebutan "Gub". Teman-teman memanggilnya karena kala itu saya sempat menjadi Ketua Bem Fakultas. Dalam Miniatur State Study Goverment, Bem Fakultas setara dengan pemerintahan pada tingkatan Provinsi, yang mana setiap orang yang mengepalai tingkatan Fakultas sama dengan "Gubernur". Gub disini ialah "Gubernur Bem Fakultas...." gitu..!!!. Panggilan itu tak berlangsung lama, hanya kurang lebih satu tahun. Setelah itu, kembali saya mejadi Ketua Bem. Kali ini Bem Universitas, kalau di dalam aturan Organisasi Mahasiswa di sebut Presma alias Presiden Mahasiswa. Teman-teman pun memanggil saya dengan sebutan "Presma", lebih singkatnya "Pres". Yes, Just call "Pres". Panggilan itu masih sering di lontarkan sampai hari ini oleh sebagian teman-teman kuliah, khusus nya yang satu organisasi.
Selang lulus kuliah, saya aktif di
salah satu organisasi kepemudaan tingkat Desa, kembali menjabat sebagai Ketua.
Tentu saja, panggilan itu mempengaruhi nama keseharian saya di Desa, mereka
memanggil saya dengan sebutan "Ketua" bahkan ada yang dengan singkat
memanggil "Ketu". Ya,, "Ketu".
Sedangkan di tempat kerja, saya di
panggil oleh rekan-rekan dengan sebutan "Mamang". Kau tahu
"Mamang" ? Mamang sebutan bagi orang lelaki yang memiliki aktivitas
jualan, itulah perspektif mereka (teman-teman kantor). Tapi tepat juga, karena
saya bekerja sambil membawa barang jualan. ha ha.. Masih banyak
panggilan-panggilan lain yang tidak saya tuliskan disini. So, Panggilan
apapun itu, tak masalah bagi saya, yang terpenting tidak menyakiti hati..
Udah itu aja..!!x